Kamis, 30 Mei 2013

Objek Wisata Cipanas Gunung Galunggung - Tasikmalaya

 
 
 
Gunung Galunggung
merupakan gunung berapi
dengan ketinggian 2.167 meter
di atas permukaan laut, terletak
sekitar 17
km dari pusat kota
Tasikmalaya . Terdapat
beberapa daya tarik wisata
yang ditawarkan antara lain
obyek wisata dan daya tarik
wanawisata dengan areal
seluas kurang lebih 120 hektare
di bawah pengelolaan
Perum
Perhutani . Obyek yang lainnya
seluas kurang lebih 3 hektar
berupa pemandian air panas
(Cipanas) lengkap dengan
fasilitas kolam renang, kamar
mandi dan bak rendam air
panas.
Gunung Galunggung
mempunyai Hutan Montane
1.200 - 1.500 meter dan Hutan
Ericaceous > 1.500 meter.
Letusan Gunung Galunggung
Gunung Galunggung tercatat
pernah meletus pada tahun
1882 ( VEI =5). Tanda-tanda
awal letusan diketahui pada
bulan Juli
1822 , di mana air
Cikunir menjadi keruh dan
berlumpur. Hasil pemeriksaan
kawah menunjukkan bahwa air
keruh tersebut panas dan
kadang muncul kolom asap dari
dalam kawah. Kemudian pada
tanggal 8 Oktober s.d. 12
Oktober , letusan menghasilkan
hujan pasir kemerahan yang
sangat panas, abu halus, awan
panas, serta lahar. Aliran lahar
bergerak ke arah
tenggara
mengikuti aliran-aliran sungai.
Letusan ini menewaskan 4.011
jiwa dan menghancurkan 114
desa, dengan kerusakan lahan
ke arah timur dan selatan
sejauh 40 km dari puncak
gunung.
Letusan berikutnya terjadi pada
tahun
1894 . Di antara tanggal
7-9 Oktober, terjadi letusan
yang menghasilkan awan
panas. Lalu tanggal 27 dan 30
Oktober, terjadi lahar yang
mengalir pada alur sungai yang
sama dengan lahar yang
dihasilkan pada letusan 1822.
Letusan kali ini menghancurkan
50 desa, sebagian rumah
ambruk karena tertimpa hujan
abu.
Letusan Galunggung 1982,
disertai petir
Pada tahun 1918 , di awal bulan
Juli, letusan berikutnya terjadi,
diawali
gempa bumi . Letusan
tanggal 6 Juli ini menghasilkan
hujan abu setebal 2-5 mm yang
terbatas di dalam kawah dan
lereng selatan. Dan pada
tanggal 9 Juli, tercatat
pemunculan kubah lava di
dalam danau kawah setinggi
85m dengan ukuran 560x440
m yang kemudian dinamakan
gunung Jadi.
Letusan terakhir terjadi pada
tanggal 5 Mei
1982 ( VEI =4)
disertai suara dentuman,
pijaran api, dan kilatan
halilintar. Kegiatan letusan
berlangsung selama 9 bulan
dan berakhir pada
8 Januari
1983 . Selama periode letusan
ini, sekitar 18 orang meninggal,
sebagian besar karena sebab
tidak langsung (kecelakaan lalu
lintas, usia tua, kedinginan dan
kekurangan pangan). Perkiraan
kerugian sekitar Rp 1 milyar
dan 22 desa ditinggal tanpa
penghuni.
Letusan pada periode ini juga
telah menyebabkan
berubahnya peta wilayah pada
radius sekitar 20 km dari
kawah Galunggung, yaitu
mencakup
Kecamatan
Indihiang , Kecamatan Sukaratu
dan Kecamatan Leuwisari .
Perubahan peta wilayah
tersebut lebih banyak
disebabkan oleh terputusnya
jaringan jalan dan aliran sungai
serta areal perkampungan
akibat melimpahnya aliran lava
dingin berupa material batuan-
kerikil-pasir.
Pada periode pasca letusan
(yaitu sekitar tahun
1984-1990) merupakan masa
rehabilitasi kawasan bencana,
yaitu dengan menata kembali
jaringan jalan yang terputus,
pengerukan lumpur/pasir pada
beberapa aliran sungai dan
saluran irigasi (khususnya
Cikunten I), kemudian
dibangunnya check dam
(kantong lahar dingin) di
daerah Sinagar sebagai
'benteng' pengaman
melimpahnya banjir lahar
dingin ke kawasan Kota
Tasikmalaya. Pada masa
tersebut juga dilakukan
eksploitasi pemanfaatan pasir
Galunggung yang dianggap
berkualitas untuk bahan
material bangunan maupun
konstruksi jalan raya. Pada
tahun-tahun kemudian hingga
saat ini usaha pengerukan pasir
Galunggung tersebut semakin
berkembang, bahkan pada awal
perkembangannya (sekitar
1984-1985) dibangun jaringan
jalan Kereta Api dari dekat
Station KA Indihiang (Kp.
Cibungkul-Parakanhonje) ke
check dam Sinagar sebagai jalur
khusus untuk mengangkut
pasir dari Galunggung ke
Jakarta . Letusannya juga
membuat British Airways
Penerbangan 9 tersendat, di
tengah jalan.
Gunung Galunggung sebagai
obyek wisata
Kebanyakan pengunjung obyek
wisata Galunggung adalah
wisatawan lokal, sementara
wisatawan dari mancanegara
masih di bawah hitungan 100
orang rata-rata per tahun.
Rata-rata wisatawan dalam
maupun luar negeri yang
berkunjung ke Gunung
Galunggung berjumlah 213.382
orang per tahun.
Melihat potensi daya tarik yang
mungkin digali, serta posisi
geografis yang cukup strategis,
serta memiliki kekhasan dari
kondisi alamnya obyek wisata
Gunung Galunggung cukup
potensial untuk dijual kepada
wisatawan mancanegara.
Namun obyek wisata tersebut
belum dikemas dalam paket
wisata yang profesional.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar